Studi Kebijakan Publik, bukan sekadar persoalan
administratif, akademis semata tetapi lebih daripada itu merupakan suatu proses
politik yang kompleks dan dinamis, sehingga menurut Grindle & Thomas (1991)
dan Howlett dan Ramesh (1998), kebijakan publik adalah sebuah proses politik
Kebijakan publik adalah sebuah proses politik yang melibatkan berbagai
kepentingan dan sumber daya sehingga akhir dari proses politik tersebut adalah
produk subyektif yang diciptakan oleh pilihan-pilihan sadar dari pelaku
kebijakan. Sebagai proses politik, pembuatan
kebijakan tidak pernah sepi dari perdebatan. Sebelum tahun 1980-an studi
kebijakan dimaknai sebagai suatu proses politik yang linier yang terdiri dari
berbagai tahapan proses pengambilan. Karena dalam kebijakan publik wilayah
lingkungan kebijakan publik, diantaranya: stakeholders kebijakan, kebijakan
publik. Dalam pembuatan kebijakan publik terjadi proses komunikasi antar elemen
diantaranya adalah aktor, struktur, dan organisasi yang bersifat dialektif.
Perkembangan politik lokal yang terjadi
pada masyarakat di daerah menciptakan iklim bagi perluasan partisipasi politik
masyarakat lokal yang berdampak pada proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan persoalan-persoalan publik. Kebijakan publik yang lahir akan
terlihat apakah masyarakat lokal ikut dilibatkan atau tidak dan seberapa jauh
pelibatan itu terjadi yang mampu mengadopsi aspirasi dan kebutuhan
kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat. Keseimbangan akan terjadi, jika
proses pembuatan kebijakan publik mengikutsertakan kelompok kepentingan yang ada di tengah masyarakat lokal.
Kebijakan publik lahir dari dunia politik yang melibatkan
proses yang komplet gagasan dapat datang dari berbagai sumber, seperti
kepentingan para politisi, lembaga-lembaga pemerintah, kelompok-kelompok
kepentingan, dan warganegara. Memahami kebijakan publik harus dipahami sebagai
tujuan karena kebijakan publik adalah alat untuk mencapai sebuah tujuan.
Artinya, kebijakan publik adalah seperangkat tindakan pemerintah yang didesain
untuk mencapai hasil-hasil tertentu yang diharapkan oleh publik sebagai
konstituen pemerintah.
Sebagai contoh kebijakan
pemerintah dalam menaikan harga BBM didasarkan oleh pernyataan Wakil Presiden
yang menyatakan bahwa APBN negara terbebani berat oleh pemberian subsidi BBM.
Solusi untuk mengatasi beban ini alternatifnya hanya satu, mengurangi subsidi
BBM. Jika ini yang terjadi, maka kebijakan ini adalah menegasikan proses
pelibatan masyarakat dalam penetapannya. Kebijakan kenaikan BBM dapat dijadikan
contoh bagaimana pemerintah telah membuat kebijakan sepihak.
No comments:
Post a Comment